Rabu, 29 Agustus 2018

Mengapa Guru "Harus" Ikut Lomba Inobel?

Sesi bersama Prof Tine Silvana

Catatan ini saya buat pada hari ketiga saat mengikuti Workshop Lomba Inobel Kemendikbud 24-28 Juli 2018 (dan ditujukan khusus kepada teman-teman guru atau pendidik. Ya... meskipun belum tentu menjadi juara, karena masih ada dua tahap lagi, tapi informasi yang saya peroleh sungguh amat sayang jika disimpan sendiri dan tak dibagi ke teman-teman guru.

Setelah bertemu dan berdiskusi dengan teman-teman guru di ajang ini, khususnya pak Nur Rakhmat, sebagai sesama perwakilan Kota Semarang yang lolos ke tahap workshop, maka saya memberanikan diri untuk mencantumkan "harus" pada judul tulisan ini. Mengapa begitu?

Pertama, Inobel adalah "jalan tol" bagi guru.
Setiap tahun, Kemendikbud menggelar 3 acara penganugerahan "bergengsi" untuk guru-guru kreatif. Yaitu Guru Berprestasi (Gurpres), Olimpiade Guru Nsional (OGN), dan Inovasi Pembelajaran (Inobel). Gurpres, jalannya terjal bin berliku dan amatlah melelahkan. OGN, syarat untuk mengikutinya sangat eksklusif yaitu Nilai UKG-nya harus masuk kategori yang tinggi. Nah, jalur ketiga inilah, yang paling "ringan", karena semua guru bisa mengikuti lomba ini, tanpa syarat yang berat. Tiketnya cuma satu, yaitu punya karya inovasi pembelajaran. Inilah yang saya maksud dengan "jalan tol".

Kedua, apresiasi Kemendikbud untuk guru yang memiliki karya Inobel sangat tinggi. Mulai dari mengganti biaya perjalanan naik pesawat pulang pergi dari seantero wilayah nusantara menuju lokasi workshop atau pameran (jika menjadi finalis), menanggung seluruh akomodasi, hingga memfasilitasi mengubah karya inovasi menjadi publikasi jurnal atau prosiding bahkan buku. Bahkan, untuk Juara, hadiah istimewa telah menanti. Tahun-tahun sebelumnya, sang juara difasilitasi untuk studi banding merasakan bagaimana keseharian sekolah-sekolah terbaik di luar negeri. Maka, sungguh sangat sayang untuk dilewatkan.

Ketiga, dalam forum pertemuan guru inovator (lolos tahap seleksi), guru-guru dapat saling berbagi dan menginspirasi terkait konsep, media, maupun metode pembelajaran. Kemudian, dari para narasumber workshop yang mumpuni, guru mendapatkan ilmu penting terkait pengelolaan karya inovasi. Diantaranya tentang, ragam KTI, artikel ilmiah, Similiarity dan Citasi, Plagiarisme, Penggunaan bahasa Indonesia, Teknik Presentasi, pameran Karya, dan perlindungan Hak Kekayaan atas Intelektual. Tahun ini, para narasumber berasal dari ragam instansi, ada kampus seperti UNJ, UPI, ITB, Unila, Unpad, hingga LIPI, LPMP, dan PPPPTK.

Jadi, kalau bapak ibu seorang guru berdedikasi, kreatif, dan kaya pengalaman inovasi mengajar. Memiliki banyak "best moment" dari hasil terobosan mengajarkan sesuatu, maka bapak ibu adalah orang yang tepat untuk mengikuti Inobel ini. Ditambah motivasi mengangkat nama sekolah atau wilayah kerja, maka motivasi itu akan berlipat ganda.

Namun, meskipun Inobel adalah "jalan tol", bukan berarti tiada rintangan. Karena bersifat terbuka, tentu konsekuensinya adalah jumlah kompetitor yang lumayan banyak. Tahun ini untuk jenjang SD, pendaftar lomba Inobel di http://kesharlindungdikdas.id yang lolos tahap administrasi berjumlah 452 orang. Artinya pendaftar pertamanya lebih banyak dari itu. Tahun lalu mencapai ribuan. Angk itu kemudian tersaring kembali menjadi 394 orang. Lalu tersaring lagi pada tahap Similiarity dan Citasi menjadi 180 orang untuk 3 kategori atau 60 orang per kategori lomba. Batas similiarity untuk tahun ini adalah 30% dan akan terus berkurang setiap tahunnya. Jumlah tadi akan berkurang lagi menjadi 34 finalis per kategori. Tiga kategori yang ada yaitu : MIPA, IPSPB, dan SORAM. Jadi, perjuangannya tetaplah luar biasa.

Sedikit tips dari saya adalah, selalu dokumentasikan kegiatan yang menarik di kelas bapak ibu guru. Gali terus inovasi mengajar, dan ikat dalam suatu tulisan, agar nantinya lebih mudah mentransformasikannya ke dalam naskah Inovasi Pembelajaran. Satu lagi, tata cara naskah Inobel tidak menggunakan pola PTK (Penelitian Tindakan Kelas), sehingga guru bisa lebih merdeka dalam cara.

Sekarang, jalan telah dibuka. Bola ada di tangan Anda, para guru. Mau mencoba?

Kelas A Workshop Inobel SD 2018

Sesi Presentasi  Desain Pameran Karya

Peserta dari Jawa Tengah : Saya, Pak Nur Rakhmat Semarang,  Bu Azizah Temanggung, Bu Asna Pati
Download : Data 180 Peserta Lolos Seleksi Workshop Inobel SD Kemdikbud 2018

0 komentar:

Posting Komentar