Selasa, 02 Agustus 2011

Sang Perempuan Wartawan

Bismillah...
Dan kuresapi satu persatu kalimat demi kalimat dalam buku kecil yang lembarannya cuma 62 halaman ini. Mungilnya buku membuat ia lebih terasa seperti sepenggal jurnal harian. Dan memang, Bunda Humaini --sang penulis-- sejak semula tidak pernah meniatkannya menerbitkan menjadi sebuah buku. Cuma ketakziman yang begitu besar saja yang membuat Pak Budi--Si Siluet Bulan Luka-- dengan gigih 'merayu' agar dapat diterbitkan menjadi buku. Dan dengan 'Gigih Publishing' --rumah publishingnya PAk Budi--pula buku itu diberi label...

Aku melumat habis buku itu dalam sekali duduk, saat menunggui murid-muridku di kelas 8 saat mereka sedang menulis sesuatu. Hihi... benar-benar guru yang nggak bertanggungjawab, fisiknya ada di kelas, jiwanya melayang entah kemana...



Membaca buku itu, seperti membaca seorang Bunda Humaini dalam versi singkat...sangat singkat malah... Seorang perempuan wartawan beserta segala suka dukanya. Eh, nggak pake segala ding... karena menurutku, cuma sepenggalan aja dari kisah heroik sang Bunda. Dalam SMS yang kukirim ke beliau, aku sempat melayangkan protes karena banyak hal yang tak ada di dalam buku ini... tak ada kisah romantis dengan sang suami, dr. taufik Adisusilo, tak ada kisah hijrah spiritualnya beliau...tak ada kisah beliau selama berada di tiga zaman di Suara Merdeka..., cuma zaman bersama pendiri SM, Pak Hetami, ia bercerita....

Ehh...dengan santainya ia menjawab via SMS.... "hehe..itu yang namanya nulis keburu, yang lainnya nanti dalam bentuk cerpen saja, doakan jadi..." Walah...

Bunda Humaini, sosok ibu yang sangat keibuan...beliau resmi purnatugas dari SM bulan kemarin, diusianya yang tepat 60 Th... tapi energi yang dimiliki luar biasa. Beliau adalah orang dibalik apresiasi media terhadap isu-isu perempuan di surat kabar, Jawa Tengah khususnya.

Secara pribadi, saya berhutang banyak pada beliau. Sebab, selama beliau menjadi koordinator desk Wacana/Opini, tulisan saya banyak dimuat oleh beliau, sering tanpa edit malah...copy paste langsung...hehe...jadi, secara nggak langsung honor yang masuk juga karena peran sang Bunda itu...hehe ^_^

Aku juga mengenang beliau ini pada saat 'mengisi' bareng sebuah Pelatihan Jurnalisitik di rektorat UNNES. Wah , senengnya bisa satu meja dengan orang yang selama ini disegani dalam dunia keredakturan. Apalagi waktu itu, beliau ngalem..."dik doni ini adalah salah satu contoh penulis yang berhasil...mulai dari nol...tulisannya bagus..." Gubrak! Padahal, setelah itu akubisik-bisikke beliau "Bu, apa masih inget satu judul saja dari tulisan saya?" dan hehe...dengan santanya beliau menggelengkan kepalanya sambil bilang..."maklum dah tua nih...." ^_^

Oke deh...tetep berjuang ya bu... I luv u so much...
Trims juga buat Pak Budi yang dah ngasih buku ini ...gratis...plus bukunya Mbak Pipit " Kalo Suka Tembak Aja". Mimpi apa aku semalam, dapet 2 buku keren gratis pula. Hari itu menjadi awal 'perkenalan' ku yang luar biasa dengan Pak Budi. Sebab setelah itu aku dikenalin sama Nikon D40...jepret2 sesuka hati...fotonya itu...maybe in the next book ya bro...^_^

(First Posting : 21 Maret 2008)

0 komentar:

Posting Komentar